Vaksin tetanus dianjurkan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO, untuk diberikan secara rutin kepada anak, orang dewasa, maupun wisatawan yang akan mengunjungi suatu daerah di mana kasus penyebaran tetanus tengah merebak. Pelajari kegunaan vaksin tetanus dan periode imunisasinya di sini.
Vaksin tetanus diberikan pada seseorang untuk mencegah infeksi bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan racun dan menyebabkan kekakuan otot. Infeksi tetanus bisa berujung pada gangguan kesehatan yang serius hingga kematian. Bakteri tetanus umumnya terdapat di tanah atau lumpur dan masuk ke dalam tubuh melalui luka atau area terbuka di kulit. Namun juga dapat ditemukan pada kotoran hewan atau manusia.
Penyakit ini juga dapat menyerang bayi yang perawatan tali pusarnya tidak memadai. Pada saat bayi lahir, pemotongan tali pusar menggunakan alat yang tidak steril berpotensi tinggi menyebabkan infeksi tetanus pada bayi. Faktor risiko lain yang dapat menjadi penyebab tetanus pada bayi yaitu lahir dari ibu yang tidak mendapat vaksin TT(Tetanus Toxoid), atau riwayat infeksi tetanus pada saudaranya saat lahir.
Penyakit tetanus umumnya membutuhkan waktu (masa inkubasi) sebanyak tujuh hingga delapan hari untuk berkembang hingga 1-2 bulan. Gejala sakit kepala dan kaku pada otot rahang dapat muncul pertama kali dan kemudian menyebar ke area tangan, lengan, kaki, dan punggung. Leher yang kaku serta terhambatnya kemampuan bernapas juga bisa muncul setelahnya. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan gagal napas. Vaksin tetanus diberikan untuk merangsang produksi antibodi tubuh terhadap racun tetanus dan melindungi Anda dari gejala-gejala di atas atau rasa sakit yang mungkin dialami akibat penyakit ini.
Ada beberapa jenis vaksin yang bisa melindungi Anda dari tetanus, karena vaksin tetanus ini biasanya dikombinasikan juga dengan vaksin untuk penyakit lain, seperti batuk rejan atau pertusis. Berikut adalah jenis-jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah dan melindungi Anda dari penyakit tetanus:
Diphtheria, tetanus, pertusis, polio dan Haemophilus influenza type b atau DTaP/IPV/Hib yang diberikan kepada anak di bawah usia 10 tahun.
Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan vaksin ini diberikan ketika bayi berusia 2, 3 dan 4 bulan, dengan pemberian vaksin ulangan atau booster pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak berusia di atas 10 tahun dan orang dewasa yang belum pernah divaksinasi waktu kecil, vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali setiap satu bulan sekali berupa vaksin jenis Td/IPV.
Dosis keempat pada anak yang telah divaksinasi waktu bayi akan diberikan kembali tiga tahun setelah 3 dosis pertama diberikan, berupa vaksin jenis DTaP/IPV. Pada anak dan orang dewasa yang belum pernah divaksinasi waktu kecil, dosis keempat akan diberikan kembali lima tahun setelah 3 dosis pertama diberikan dan berupa vaksin jenis Td/IPV.
Dosis kelima pada anak yang telah divaksinasi waktu bayi akan diberikan kembali ketika ia berusia 13-18 tahun berupa vaksin jenis Td/IPV. Sementara, pada anak atau orang dewasa yang belum pernah divaksinasi waktu kecil, dosis kelima akan diberikan kembali sepuluh tahun setelah dosis keempat diberikan sebagai vaksin jenis Td/IPV.
Diphtheria, tetanus, pertussis dan polio atau DTaP/IPV yang diberikan kepada anak dibawah 7 tahun, dimulai dari usia 2 bulan.
Vaksin ini adalah jenis vaksin yang diberikan sebagai vaksin dosis keempat dari total 5 dosis yang dianjurkan.
Tetanus, diphtheria dan polio atau Td/IPV yang diberikan kepada anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Vaksin ini adalah jenis vaksin yang diberikan sebagai vaksin dosis kelima dari 5 dosis vaksin yang dianjurkan.
Jika Anda mengalami luka, terutama luka yang kotor, maka akan disarankan untuk mendapatkan imunoglobulin anti-tetanus terlepas dari riwayat vaksinasi sebelumnya. Suntikan imunoglobulin ini berguna untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap bakteri tetanus.
Cakupan pemberian vaksin tetanus pada bayi di seluruh dunia diperkirakan mencapai 84%, namun infeksi tetanus masih menjadi masalah kesehatan penting pada beberapa negara di Asia dan Afrika. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia di tahun 2016, terdapat total 14 kasus tetanus pada bayi di seluruh Indonesia dan 9 di antaranya terjadi pada bayi yang lahir ditolong oleh tenaga non-medis dan 6 diantaranya meninggal. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan melakukan persalinan dibantu oleh tenaga medis yang profesional.
Mendapatkan vaksin tetanus sangat dianjurkan bagi seluruh anggota keluarga dan sudah bisa diberikan juga pada bayi yang mencapai usia dua bulan. Anda juga disarankan untuk melengkapi rangkaian periode imunisasi, karena kemungkinan Anda untuk terinfeksi bakteri ini tetap ada dan tidak menjadikan Anda kebal walaupun sudah pernah terinfeksi sebelumnya. Anda dapat mencari informasi tambahan atau berdiskusi dengan dokter mengenai tetanus, vaksin tetanus, serta risiko kesehatan dan pengobatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar